Mahkota Sang Mawar

 

Jikalau sekumpulan pemuda yang masih mempertahankan kelajangannya ngobrol apapun topiknya pasti akhir dari pembicaraannya adalah tentang cinta, nikah dan segala yang berbau dengan aroma aroma itu.

Hingga mungkin pada akhirnya kadang saling menunjukkan foto sederet perempuan sambil berkata kepada Sebagian yang lain “Yang mana nih” dengan jari yang terus menusap dan menggesernya agar terlihat satu persatu lebih jelas.

Salah satu pemuda di antara mereka tidak mau ikut ikutan, dia hanya diam tak bergeming memperhatikan hal yang lain. Sambil berdo’a dalam hati “At Thoyyibatu Lit Toyyibina wat Tayyibuna lit Toyyibaat”

Ia berkesimpulan dalam benaknya, jikalau perilaku kita seperti itu; tak bisa jaga pandangan, tak jaga hati, dengan segudang perilaku yang jauh dari syar’i. maka secara automatis orang yang kelak akan menjadi pasangannya di masa depan akan sama sama tidak menjaga diri mereka.

“Ya Rabb, jagalah ia sebagaimana diri ini aku jaga” ungkapnya dalam hati. Ia juga sangat yakin bahwa jodohnya kelak bukanlah dia yang sering distalking, dilihat status dan storynya oleh para pengikutnya, atau bahkan didownload fotonya untuk disimpan dalam gallery. Ia yakin, bahwa Allah telah menyembunyikan mawar terbaiknya di tengah kabut yang hanya pemetik sejati yang mampu menembusnya.

Sebenarnya ini bukan masalah perbedaan pendapat antara bolehnya mengambil foto, kemudian menguplod serta membagikannya. Tapi ini tentang mahkota terbaik kaum Wanita, serta desiran syahwat yang terdampak akibat kehilangannya. Rasa malu.

Terlebih lagi di era yang serba terbuka, informasi dan data dimana mana. Rasa malu sudah mulai terkikis. Maka Ketika ada Sebagian kecil yang masih memilikinya, itu indikasi bahwa ada balutan agama yang menjaganya.

Tak usah khawatir wahai para mawar yang ada di luar sana. Kurang yakinkah engkau terhadap sang Pemberi Rezeki dan sang maha Kuasa? Jaga diri dan hatimu, serta jaga agamamu. Maka Allah akan bimbing sang penjemput mawar terbaik jalan ditengah kabut yang menghalangi dan semak belukar yang merintangi agar bisa sampai pada dirimu.

Komentar