Siap berjuang
Berbeda sudut pandang, berbeda
juga cara menghadapi dan merasainya. Mungkin orang lain bilang mengabdi dan
perjanjian, tapi bagi pemuda itu sendiri itu lebih dari itu. seperti para
sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang sama sekali tidak menjadikan perjanjian
tertulis mereka dengan Rasulullah sebagai pengikat dan patokan. Satu satunya
perjanjian para sahabat Nabi sekaligus ikatan terkuatnya adalah keimanan dan
kecintaan mereka terhadap Rasulullah.
Sebagaimana sang Qowwiy dan Amin
Nabi Musa lebih memilih untuk memberikan Amanah serta komitmennya untuk bekerja
sekaligus belajar kepada Nabi Syu’aib 10 tahun dari pada 8 tahun. Mengapa?
Begitulah seorang yang Amanah membalas jasa dan membuktikan keloyalannya.
Bagi pemuda itu 5, 10, 20 tahun
bahkan jikalau harus seumur hidup bukan menjadi masalah. Yang terpenting adalah
bagaimana melewati tahun tahun itu dengan kemanfaatan maksimal dan sejalan
dengan visi serta misi kehidupan serta idealismenya. Terlebih lagi begitu
banyak hal yang telah ibu kedua baginya ini berikan yang tak bisa terhitung
jumlahnya, maka tidak ada dalam perbendaharaan kamusnya kata anak durhaka yang
pergi begitu saja.
Patokannya hanyalah satu, visi
dan misi. Yah, walaupun pasti seiring berjalannya waktu pasti akan banyak
perubahan akan tetapi selama ia masih diberi ruang untuk terus berkembang dan
tempat ini masih sejalan dengan masa depan Islam, ia telah mewakafkan diri dan
siap mati matian berkorban bersamanya.
Menimba ilmu, pengais pengalaman,
mengkaji, mendalami serta menguji coba konsep Pendidikan yang terkumpul. Hingga
pada akhirnya konsep yang matang itu telah ia temukan, serta seluruh faktor
faktor perubahan telah ia kumpulkan. Maka tekadnya satu, membawa tempat ini
berjalan beriringan dengan langkah kejayaan umat.
Perjalanan ini akan menjadi
perjalanan yang cukup Panjang, dengan badai, gersang, petir bahkan goncangan
yang pasti telah siap menghadang.
Oleh karena ia butuh kekuatan,
penyokong dan partner perjuangan. Mawar merah itulah yang menjadi targetan dan
bidikannya, agar kembali kuat dengan semerbak keharuman, elegan yang terpancar
dari keimanan yang semakin menghujam, serta langkah langkah kaki yang Bersama
beriringan saling menguatkan karenaNya.
Mawar-mawar merah nan anggun
memang banyak tersebar. Tapi mawar merah yang siap untuk bersama menemani,
merasai, satu sepenanggungan, benar-benar menjiwai dan ikut menapaki setapak
demi setapak visi misi itulah yang ia cari dan kehadirannya ia nanti-nanti.
Hingga bukan hanya mampu bersama
berjalan dengan penuh percaya diri, independent dan dirasakan manfaatnya untuk
diri, tapi juga memancarkannya hingga seminimal mungkin memberi kontribusi
untuk masa perjalanan umat yang lebih panjang lagi. Walaupun hanya setitik,
semoga saja titik kecil itu menjadi langkah awal dari percikan gelombang-gelombang
yang riaknya benar-benar menjadi stimulus dari kebangkitan umat dan kejayaan
Islam di kemudian hari.
Komentar
Posting Komentar