Resiko Terperih

Setiap diri harus siap dengan segala kemungkinan, dengan apapun resiko yang akan tertelan. Dibalik Raja yang tinggi, khouf pun juga harus terus mengiringi.

Jikalau memang belum ditakdirkan maka cukuplah pembukaan ini sebagai pelajaran yang sangat berharga. Sebagaimana kejadian Ifki yang menimpa keluarga Rasulullah, Allah katakana bahwa itu bukanlah musibah ataupun sesuatu yang buruk. Tetapi justru itu adalah suatu yang baik, karena dibaliknya begitu banyak pelajaran, teguran dan hikmah yang tersepah.

Apalagi proses yang diawali dengan kemuliaan dan diakhiri dengan kemuliaan juga. Maka sudah sepantasnya setiap stepnya harus terperah seluruh hikmah.

Hikmah pertama, diri ini yakin bahwa ini sebagai teguran akan diri sendiri, bahwa apa yang dicari wahai diri sungguhlah sesuatu yang langit meninggi. Kesempurnaan, mulianya visi dan misi, keilmuan yang dibalut dengan keshalihan serta hal hal luaran lainnya yang sudah menjadi fitrah setiap manusia sebagai pernak Pernik keindahan yang memukau mata.

Maka sadarlah wahai diri, bahwa yang kau inginkan sangatlah tinggi, dan jika kau serius untuk merealisasikannya maka ubahlah diri. jadikan hari hari kemarin adalah momen kejut, booster memantaskan diri untuk menjemput mawar yang diyakini ada dibalik bukit tantangan yang satu ini.

Hikmah kedua, luruskan niat. Segala perubahan yang diusahakan untuk mendapatkannya, kedekatan kepada Rabb yang kau imbuh imbuhi dengan pengharapanmu pada fulanah, janganlah semata mata hanya sampai disitu yang kemudian setelah semua ini usai, kembali lagi seperti dulu. Jadikan keridhoanNya benar benar secercah harapan yang dituju, maka buah-buahan lainnya akan berjatuh bersimbah dihadapan.

Hikmah ketiga, jadikan hari-hari penuh pengharapan dan keyakinan yang mengawan adalah tamparan keras pada dua sayap hati; khouf dan raja. Rasa yang kau gantungkan sangatlah tinggi melampaui segala rasa? Rasa yang bergejolak, sangat penuh harap, perasaan yang terbolak balik, semuanya telah melampaui rasamu terhadap Sang Rabb.

Padahal itu hanya satu dari ciptaanNya, padahal hanya sekelebat melihat dan menerka akan tetapi semua pergolakkan hati ini sungguh kentara terasa.

Jangan, jangan hilangkan dan turunkan rasa ini. Tapi kaitkan dan susulkan ke bagian yang lebih tinggi cinta, harap dan takut terhadap sang Maha pencinta dan Pencipta.

Terimakasih ya Rabb. Kalau memang lembaran ini harus ditutup, dan Kembali menulis pada lembaran yang baru. Tak mengapa. insyaAllah diri siap dengan kondisi yang jauh lebih baik lagi.

Terimakasih ya Rabb, telah begitu banyak hikmah tertanam dan terpatri. Diri ini insyaAllah siap terhadap segala keperihan dengan husnudzhon dan penuh senyuman.


Komentar