Mawar Yang Tersembunyi

 


Bukan hanya sulit untuk mendapatkannya, tapi juga sulit ditemukan. Karena ia berada dibalik semak yang jalan melaluinya harus menempuh berkilo kilo hutan belantara. Ia berada dibalik kabut yang jauhnya terlihat, dekatnya tak dirasa. Setelah Panjang perjalanan, yang mungkin pemetik biasa ia hanya akan pasrah dan mencari mawar mawar di tepian trotoar. Tapi seluruh perjalanan dan penempuan panjang ini akhirnya terbalaskan dengan kilauan warna merah yang terlihat dari kejauhan. Walaupun masih jauh di mata akan tetapi harap dan yakin ini telah meraba hingga padanya.

Ya, sebenarnya kejauhan itu bukan sekedar jauhnya fisik, atau jarak yang menghalangi. Tapi putaran takdirNyalah yang membuatnya alur ini seakan menjauh sejauh jauhnya, hingga akhirnya pada waktu yang tepat dan kapasitas yang pas Allah Kembali arahkan sang pemetik itu pada mawar merah yang ia tuju.

Tak pernah menyangka. Pemetik itu tak sedikitpun terpantik dalam hati bahwa itu adalah mawar merah masa depannya, tak juga mengira bahwa peta panggilan hatinya akan mengarahkan pada tempat dan saat sekarang ini.

Mungkin ini adalah jawaban atas desiran hatinya yang sempat berkata “Mawar merahku kelak adalah dia yang tersembunyi dia yang tidak pernah ada bayangan dalam diri ini dan diri orang lain yang mungkin telah lebih banyak menyambangi serta mengenali banyak sekali jenis mawar.”

Ia Kembali bergumam “Aku yakin pasti Allahlah yang kini telah menjaganya, menjaga diri dan hatinya untuk diri yang juga terjaga ini”

Walaupun diri sang pemetik belumlah sampai pada mawar di puncak tebing itu, tapi semoga saja harap ini telah bertaufik dengan keridhoan dan pilihanNya. Jikalau bukan diri ini semakin yakin, bahwa dibalik mawar merah ini ada mawar merah lainnya yang jauh lebih baik dan lebih terjaga darinya.

Harapan ini masihlah tetap terpaut padaNya, karena hal yang paling menyakitkan adalah bilamana perjalanan telah sepenuhnya tertuju pada mawar merah di ujung tanpa menarik pandang ke pada sang penguasa langit. Justru diri pemetik akan terperosok ke dalam jurang kekecewaan dan kehancuran yang mungkin merupakan teguran akan kecemburuan dari sang Rahman.


Komentar