Mawaddah 1
Mata lelaki memang tak dapat dipungkiri, sangat
menargetkan akan kesempurnaan fisik. Kecuali orang orang yang Allah beri
rahmat. Tapi walaupun begitu, kemolekkan fisik tak akan terlalu berarti 5-10
tahun ke depan. Kemudian apa yang tersisa? Itulah kecintaan hakiki, atau yang
lebih kental disebut dengan mawaddah. Cinta tanpa alasan, syarat dan ketentuan.
Dia mencinta karena memang dirinya adalah sang pecinta sejati, dan orang yang
ada dihadapannya ini adalah orang yang pantas dengan janji dan komitmennya
untuk mendapatkan semua kucuran cinta tanpa henti. Itulah mawaddah.
Alasan mengapa pasangan yang telah senja akan
tetapi masih setia. Saat kekayaan, ketampanan dan segala alasan cinta yang
bertopangkan nafsu lenyap, tinggalah ia yang menjadikan tali hubungan tetap
erat dan kuat.
Sang pecinta sejati itu adalah sang baginda
Nabi yang mencintai orang yang membenci, fasik ataupun shalih, tua ataupun
muda, dekat ataupun jauh, semua terbagi porsi porsi cinta Nabi. Sehingga ta
khayal seorang ‘Amr bin Ash merasa menjadi orang yang paling dicinta oleh
baginda, maka dengan PDnya ia menanyakan siapakah orang yang paling dia cinta.
Akan tetapi nestapa, ia justru mendapatkan jawaban yang lain dari pada yang ia
prasangka. Dari situ ia paham bahwa Rasul dengan adil dan rata membagi semua
cinta terhadap para sahabatnya.
Mungkin diluar sana masih begitu banyak para
pemilik kepribadian kuat dengan cinta yang mengakar hebat. Semoga kita termasuk
dari para pecinta sejati itu termasuk kedalam orang orang yang berusaha meniti
jalan cinta Allah, RasulNya dan apa apa yang dicintai olehNya yang masih
terkadang tersandung dan terseok dalam meniti terjalnya.
Maka pecinta sejati adalah pemilik pribadi yang
kuat. Dia yang sudah terbiasa menggeneralisasikan cinta besarnya. Sudah sedari
awal tekadnya untuk mencinta adalah dengan mempersiapkan wadah kepribadian yang
mampu menampung Mawaddahnya itu nanti.
Kepribadiannya yang kuat, bukti dari gejolak
cinta yang membara, Tak mendikotominya, dengan membatasi orang orang yang ia
cinta dan orang orang diluar lingkaran cintanya. sehingga ia akan berusaha
mencintai pekerjaannya, mencintai tugas dan Amanah yang disematkan padanya,
menyamaratakan cintanya terhadap anak didiknya dan berusaha adil dalam membagi
ilmu, tugas serta seluruh perhatiannya.
Memang sangat enak sekali membual. Tapi bualan cinta
ini bukanlah tujuan. Semoga ini menjadi wasilah sekaligus motivasi untuk terus
melakukan. Tak apa, walaupun belum bisa 100% mempraktekkan tapi minimalnya
sudah meniatkan dan terus membenahi dengan ilmu serta pengalaman. insyaAllah,
Allah Maha Tahu dan pasti Allah akan sampaikan pada taufikNya.
Yuk, mulailah langkahkan kaki sambil terus
mencintai apa apa yang ada disekitar, menjadi pejuang yang penuh cinta, sebelum
pantas dicinta. Karena kecintaan itu pancaran yang akan menular dan
tersampaikan.
Komentar
Posting Komentar