Jomblo Ngenes
kalau
kata teman saya dari kalangan guru guru "orang
yang paling kuat motivasinya adalah Al Mutazawwij (Yang sudah
menikah), secapek apapun, senyeri dan sakit apapun, pasti kalau pulang langsung segera fit dan fresh kembali. Walaupun tetap sakit juga, tapi
nikmat ada yang merawat. sedangkan orang yang paling
rentan dan rapuh adalah para 'Azib (jomblo), sesehat apapun ia, kalau teringat dan melihat romantisme para
Mutazawwij, pasti langsung ambruk dan sakit"
Sebagian dari para jomblo ada yang menghabiskan
siang hari ngenesnya dengan berpuasa ria. Entah, ia puasa karena kuat mampu
menahan lapar dan terus semangat, atau karena lemah dihadapan syahwat yang
malang melintang.
Kata seorang ustadz ternama di Indonesia, bahwa
jalan satu satunya terhindar dari maksiat adalah dengan menikah. Bahkan puasa Wija
sekalipun, mungkin ia bisa selamat di siang hari, Hasrat dan syahwatnya
tertahan. Tapi di malam hari, godaan dan stimulus pemicu juga tak berhenti di
zaman serba canggi ini.
Seorang mahasiswa sempat bertanya kepada
seorang syaikh apakah seorang jomblo yang menahan cintanya, menjagal syahwatnya
agar tidak terlampiaskan dalam kemaksiatan dan keharaman, kemudian ia mati
karena cinta yang tak tertahankan itu termasuk kematian yang baik. Jawabannya
iya. Tapi sebaik-baiknya orang yang mati dalam keadaan jomblo masih tetap
ngenes.
Akan tetapi InsyaAllah para jomblo fi
sabilillah sedunia, berniat dalam penantian ini menjaga diri, hati dan pikiran,
serta cinta yang tidak seenaknya diumbar, agar ditujukan untuk persiapan
menjemput sang kekasih idaman. Maka tolong wahai Allah balaslah kejombloan mereka
ini dan kesabaran mereka dalam memilih kesendirian dari pada kemaktsiatan ini
pahala yang berlipat ganda di sisiMu. Amin.
Komentar
Posting Komentar